Minggu, 06 Februari 2011

“LAA ILAAHA ILLALLAH” KALIMAT YANG SANGAT AGUNG

                Para pembaca yang dirahmati Allah ,  kita tentu sering mendengar sebuah kalimat yang tidak asing ditelinga kita, kalimat yang setiap hari seorang muslim mengucapkannya dan mengulang-ulang membacanya yaitu kalimat “Laa Ilaaha Illallah”. Banyak orang yang tau dan lancar mengucapkannya tetapi tidak semua orang mengetahui maknanya secara benar.
 Begitu pentingnya pembahasan ini kami berusaha untuk mengupas secara ringkas kepada para pembaca agar sebagai seorang muslim kita bisa memahami dengan benar makna dibalik syahadat “Laa Ilaaha Illallah”.

Makna yang Benar Tentang Syahadat “Laa Ilaaha Illallah”
Para pembaca yang dirahmati Allah ,  Syahadat “ Laa Ilaaha  Illallah adalah kalimat yang sangat agung, kalimat tauhid yang pertama kali seorang muslim wajib mengucapkannya, merupakan rukun Islam yang pertama sekaligus menjadi pintu pembuka keislaman seseorang. Berdasarkan Hadits dari Ibnu Umar ,  Ia berkata, Nabi  bersabda:

 “Islam dibangun atas lima perkara: bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang hak selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan sholat, membayar zakat, menunaikan haji ke Baitullah dan puasa dibulan Ramadhan.” ( H.R Bukhori dan Muslim)

Dari hadits di atas jelaslah sudah bagi kita bahwa Islam itu dibangun atas lima rukun dan rukun yang pertama adalah mengucapkan persaksian bahwa tidak ada sesembahan yang berhak untuk disembah selain Allah  saja dan mengucapkan persaksian bahwa Muhammad adalah utusan Allah . Selain itu syahadat Laa Ilaaha Illallah juga merupakan cabang iman yang paling tinggi sebagaimana Nabi  bersabda:

Artinya: “ Iman terbagi menjadi lebih dari tujuh puluh cabang, yang tertinggi adalah persaksian bahwa tiada ilah yang berhak diibadahi kecuali Allah…” (HR. Muslim) 

        Adapun makna dari Syahadat Laa Ilaaha Illallah yang benar sebagaimana yang disebutkan oleh Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan bin Abdullah bin Fauzan Hafidzahullah yaitu:” Syahadat Laa Ilaa Haillallah berarti beri’tikad dan berikrar bahwasanya tidak ada yang berhak disembah dan menerima ibadah kecuali Allah, mentaati hal tersebut dan mengamalkannya. Laa Ilaaha berarti menafikan hak penyembahan dari selain Allah siapapun orangnya. Illallah adalah penetapan hak Allah semata untuk disembah”. Syahadat ini mengharuskan seseorang mengakui dengan lisan dan hatinya bahwa tidak ada sesembahan yang benar dan patut untuk disembah melainkan hanya Allah semata (dikutip dari majalah Assunah dalam situs www.almanhaj.or.id).
     
Urgensi Syahadat “Laa IlaaHa Illallah
Syahadat “Laa Ilaaha Illallah” mungkin hanyalah sebuah kalimat yang ringkas, mudah diucapkan dan sering terdengar dari lisan-lisan kaum muslimin namun jika kita melirik sejenak di lingkungan kita masih banyak orang yang mengaku muslim dan mengucapkan Syahadat Laa Ilaaha Illallah namun ucapannya dan persaksiannya tidak selaras dengan perbuatannya. Kalimat ini adalah kalimat tauhid yang setiap manusia wajib mengakui, meyakini dan mengamalkannya.
Setelah kita mengucapkan, bersaksi dan meyakini bahwa hanya Allah saja yang patut diibadahi dan disembah wajib bagi setiap muslim untuk menjalankan konsekuensinya yaitu meninggalkan semua bentuk-bentuk peribadatan yang bernuansa syirik. Allah  berfirman:

Artinya: “sembahlah Allah saja dan janganlah kamu mempersekutukannya dengan sesuatupun.” (QS. An-Nisaa’:36)

Banyak orang yang mengikrarkan tetapi melanggar konsekuensinya. Sehingga mereka menetapkan Ilah yang sudah dinafikan baik berupa para makhluk, kuburan, bebatuan serta para thaghut lainnya. Banyak ditemukan orang yang mengaku beragama Islam tetapi ketika Allah beri ujian dengan sedikit kesusahan mereka memohon pertolongan kepada selain Allah. Ketika ditanya “kenapa engkau meminta tolong kepada dukun untuk menyembuhkan penyakit? Mereka menjawab: namanya juga usaha, lagi pula kami hanya sekedar meminta tolong bukan menyembah, kami juga tidak sujud kepadanya…”. Yang menjadi perhatian disini bukanlah larangan meminta tolong kepada manusia, tetapi kita mesti melihat bagaimana cara orang itu menolong. Pada asalnya meminta tolong kepada manusia itu boleh, asalkan dalam upaya membantu orang yang minta tolong ia tidak bersekutu dengan jin, tidak menggunakan jampa-jampi, benda-benda keramat dan perbuatan syirik lainnya yang intinya ada keyakinan-keyakinan kepada makhluk yang menyamai keyakinan kepada Allah . Ada yang mendatangi kuburan dan berdoa disisi kuburan yang dianggap keramat. Ada pula yang membuat sesajen untuk para leluhur karena takut roh leluhur marah dan masih banyak ibadah-ibadah yang menandingi ibadah kepada Allah. Sadar atau tidak sadar perbuatan mereka telah menandingi Allah dalam peribadatan. Sebagaimana Allah berfirman:

Artinya:”dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah. (QS. Al-Baqarah:165)

Padahal sesungguhnya sesembahan-sesembahan selain Allah  sendiri mereka mencari jalan kepada Tuhan mereka. Allah  berfirman:

Artinya:”Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka, siapa diantara mereka yang yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharap rahmatnya dan takut akan adzab-Nya;sesungguhnya adzab tuhanmu adalah sesuatu yang (harus) ditakuti (QS Al-Israa:57)

Jika kita cermati, pintu keislaman seseorang adalah dengan mengucapkan kalimat “Laa Ilaaha Illallah” yang tentunya tidak sekedar diucapkan dengan lisan karena ini sebuah bentuk perjanjian yang mewajibkan kita untuk menjalankan konsekuensinya. Berarti jika ibadah-ibadah yang bernuansa syirik dilakukan seorang muslim berarti dia telah membatalkan perjanjian, membatalkan syahadat “Laa Ilaaha Illallah” yang berarti membatalkan keislaman seseorang.

Allah berfirman :
Artinya :“sesunggunya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni dosa yang selain dari (syirik) itu bagi siapa yang dikehendakiNya”. (Q.S An – Nisaa’:72)

Artinya: “sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya Surga, dan tempatnya ialah Neraka, tidak ada bagi orang-orang yang zhalim itu seorang penolongpun”. (Q.S Al-Ma’idah:72)
     
      Oleh karena itu jika amalan yang kita lakukan selama ini masih bercampur antara tauhid dan syirik maka sudah saatnya kembali kepada tauhid semurni-murninya dan apabila kita menjumpai kesyirikan kita ajak mereka untuk kembali menegakkan panji tauhid karena dakwah para rasul adalah dakwah kepada Laa Ilaaha Illallah.Allah  berfirman:
Artinya:”Dan sesungguhnya para rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan):”Sembahlah Allah saja dan jauhilah thaghut itu”.” (QS An-Nahl:36)

Syarat-Syarat Syahadat Laa Ilaaha Illallah
1.       ‘Ilmu (mengetahui) : Maksudnya orang yang bersaksi dengan Laa Ilaaha Illallah , memahami dengan hatinya apa yang diikrarkan oleh lisannya. Seandainya ia mengucapkannya tetapi tidak mengerti apa maknanya, maka persaksiannya tidak berguna.
2.       Yaqin : Orang yang mengikrarkan harus meyakini kandungan syahadat itu. Tidak boleh baginya meragukan sedikitpun.  Jika ia meragukannya maka sia-sia perkataanya itu.
3.       Qabul (menerima): Menerima kandungan dan menerima konsekuensinya sekalipun konsekuensi itu bertentangan dengan hawa nafsunya dan bertentangan dengan ajaran nenek moyang. Seandainya ada yang mengikrarkan Laa Ilaaha Illallah, tetapi masih menyembah kuburan, masih percaya pada roh leluhur, meminta tolong pada orang yang bersekutu dengan makhluk halus berarti dia belum menerima.
4.       Inqiyad (patuh): Patuh pada ketetapan-ketetapan Allah dengan ikhlas dan penuh ketaatan.
5.       Ikhlas: Yaitu membersihkan amalan-amalan dari nuansa-nuansa syirik.
6.       Shidq (jujur): Mengucapkan dengan lisannya dan membenarkan dalam hatinya.
7.       Mahabbah (kecintaan): Maksudnya mencintai kalimat ini serta isinya, juga mencintai dan tidak mencela orang yang mengamalkan konsekuensinya sekalipun amalan itu bertentangan apa yang kita terima dari nenek moyang sebelumnya. Ahli tauhid itu, mereka sangat mencintai Allah dengan cinta yang tulus, sedangkan ahli syirik, mereka mencintai Allah tetapi mereka  juga mencintai tandingan-tandinganNya.

Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan diantaranya:
1.       Syahadat Laa Ilaaha Illallah tidak sekedar diucapkan tetapi harus diketahui maknanya dan dijalankan konsekuensinya.
2.       Syirik dapat membatalkan ikrar Laa Ilaaha Illallah yang berarti dapat membatalkan keislaman seseorang.
3.       Wajibnya seorang muslim mentauhidkan Allah .
4.       Tauhid sebagai pondasi dasar dalam Islam.
5.       Inti dakwah para Rasul adalah menegakkan tauhid, bukan mengajak kepada golongan atau kelompok-kelompok tertentu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar