Minggu, 13 Maret 2011

Semua Ibadah Hanya Untuk Allah

SEMUA IBADAH HANYA UNTUK ALLAH

Segala puji bagi Allah yang menjadikan segala sesuatu dengan ukuran dan ketetapan yang pasti. Segala puji bagiNya yang tidak menciptakan segala kenyataan dan peristiwa dengan sia-sia. Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpah kepada junjungan kita, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, keluarga, sahabat, dan pengikutnya hingga akhir zaman

Semoga Allah membimbing kita untuk taat kepada-Nya. Islam yang merupakan tuntunan Nabi Muhammad shallahu 'alai wa sallam adalah ibadah kepada Allah semata dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. Itulah yang diperintahkan Allah kepada seluruh umat manusia dan hanya untuk itulah sebenarnya mereka diciptakanNya.

’’Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku’’. (Ad dzariyat:56)

Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya melalui lisan para Rasul-Nya. Ibadah juga berarti merendahkan diri kepada Allah Azza wa Jalla, yaitu tingkatan tunduk yang paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah (kecintaan) yang paling tinggi. (dinukil dari kitab ath-Thariiq ilal Islaam tahqiq Syaikh’Ali bin Hasan bin‘Ali‘Abdul Hamid al-Halaby al-Atsary hal. 161-162) Ibadah merupakan sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah Azza wa Jalla, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang zhahir maupun yang bathin.

Macam-macam Ibadah yang diprintahkan Allah adalah Islam, Iman, ihsan. Dan di antara bentuk nyatannya yakni Do’a,  Khauf (takut akan balasan Allah), Raja’ (Pengharapan), Tawakal, Raghbah (penuh minat), Rahbah (cemas),  khusyu’,  khasyah (takut karena keagungan Allah), inabah (taubat kembali kepada Allah), isyti’anah (minta pertolongan), isti’adzah (memohon perlindungan),  istighatsah (mohon pertolongan untuk diselamatkan), Dzabh (menyembelih atau berkurban), bernadzar dan lain sebagainya dari berbagai macam ibadah yang diperintahkan Allah, seluruhnya hanyalah milik Allah.Dalilnya Firman Allah 
’’Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah, maka janganlah menyembah seorang pun didalamnya disamping (menyembah) Allah’’ .(Al Jin: 18)

’Barangsiapa memalingkan sesuatu jenis ibadah tersebut kepada selain Allah, maka ia adalah kafir lagi musyrik. Hal ini berdasarkan firman Allah

’’Dan barangsiapa menyembah tuhan yang lain disamping Allah, padahal tidak ada suatu dalilpun baginya tentang itu, maka sesungguhnya perhitungannya disisi Rabbnya, sesungguhnya orang kafir itu tiada beruntung’’.(Al Mu’minun: 117)

Adapun macam-macam ibadah yang Allah perintahkan harus diberikan hanya kepada-Nya yakni

Do’a
Dalam sebuah Hadits, Nabi bersabda,’’Do’a adalah intinya Ibadah.’’ Dalil yang menguatkan adalah firman Allah
“Dan Tuhanmu berfirman : ‘Berdo’alah kamu kepadaku niscaya akan Ku perkenankan bagimu’. Sesungguhnya, orang-orang yang enggan untuk beibadah kepadaKu pasti akan masuk neraka dalam keadaan hina.” ( Ghafir: 60). 
Ayat ini menunjukkan bahwa, doa adalah salah satu bentuk ibadah, jika do’a bukan merupakan ibadah tentunya tidak mungkin Allah berfrman
’’Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembahKu akan mauk Neraka Jahanam dalam keadaan hina’’( Ghafir: 60)

Maka barangsiapa meminta sesuatu pada selain Allah yang tidak mampu mengabulkan kecuali Allah, berarti dia telah berbuat syirik dan kafir, baik yang diminta orang hidup  ataupun yang sudah meninggal, karena orang yang telah meninggal tidak mungkin mampu melakukan hal-hal yang demikian, jika ia meminta kepadanya berarti dia memiliki  keyakinan bahwa yang mati memiliki kemampuan luarbiasa dialam ini karena itulah ia menjadi musyrik.
Do’a terbagi dua;
1.      Do’a permohonan artinya memohon untuk dipenuhi hajatnya dan kebutuhannya  hanya kepada Allah, karena hal tersebut mengandung unsur kebutuhan dan berserah diri kepada Allah dan itu merupakan nilai ibadah
2.      Do’a ibadah biasanya yang bersangkutan melakukannya sebagai penyembahan terhadap yang diseru dengan do’a tersebut, dengan harapan memperoleh balasan dan pahalaNya serta takut siksaanNya.

Khauf (Rasa Takut)
Takut atau gundah, yaitu reaksi atas munculnya kekhawatiran akan terjadi sesuatu yang membahayakan, mengancurkan atau menyakitkan. Allah azza wa jalla melarang takut terhadap pengikut setan dan memerintahkan kita agar hanya takut kepadaNya.
Takut ada terbagi tiga macam :
1.      Takut Alamiah (khauf thabi’i), yang tidak tercela seperti takutnya orang kepada binatang buas, api, tenggelam dan lain-lain. Allah menceritakan tentang Nabi Musa  alaihis salam ‘’Karena itu jadilah Musa dikota itu merasa takut menunggu dengan khawatir (akibat perbuatannya).’’ (Al Qashash:18)
2.      Takut yang bernilai Ibadah (khauf ibadah), yakni perasaan takut kepada yang disembah dan ini hanya milik Allah
3.      Takut yang bersifat tersembunyi ( khauf as-sirri), seperti takut kepada penghuni kubur atau wali yang jauh darinya yang tidak ada pengaruh apa apa baginya, hal ini menurut ulama adalah takut yang bernilai syirik

Raja’ ( Mengharap )
Keinginan seseorang terhadap sesuatu yang mungkin diperolehnya dalam waktu dekat atau waktu yang jauh tapi diposisikan sebagai sesuatu yang dekat, Raja’ mengandung sifat menyerah dan merendah diri, dan hal ini hanya mesti diberikan untuk Allah, siapa yang memalingkan kepada selain Allah maka akan mengakibatkan syirik kecil tergantung hati orang yang mengharapkannya.
‘’Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnya, maka hendaklah ia mengerjakan amal shalih dan janganlah ia mempersekutukan seseorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya.’’ ( Al Kahfi : 110)

Tawakal,
Tawakal  kepada Allah artinya bergantung dan bersandar kepada Allah dalam segala keperluan dan merasa cukup dengan yang ada pada Allah. Dan dalil bahwa tawakal merupakan bagian dari kesempurnaan iman seseorang firman Allah ’Dan hanya kepada Allah-lah hendaknya kamu bertawakal jika kamu benar-benar orang yang beriman.’’(Al Ma’idah : 23) Ketahuilah tawakal kepada Allah, ini merupakan salah satu tanda dan bukti kesempurnaan dan kejujuran iman seseorang. Tawakal semacam ini wajib hukumnya. Iman seseorang tidak dikatakan sempurna sebelum tawakalnya kepada Allah sempurna, sesuai dengan dalil diatas. ’’Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluannya).’’(Ath-Thalaq:3. Maka barangsiapa yang bertawakkal kepada selain Allah baik berupa batu, cincin, keris atau benda-benda lainnya yang tidak dijelaskan dalam syari’at ini maka dia telah terjerumus kepada perkara kesyirikan yang dapat membatalkan amalan ibadahnya.

Raghbah (penuh minat), adalah berkeinginan untuk mendapakan sesuatu yang dicintai

Rahbah (cemas), adalah perasaan cemas yang menimbulkan keinginan untuk melarikan diri yang ditakutinya.Dan ini adalah rasa takut yang dibarengi dengan perbuatan.

Khusyu’ adalah tunduk dan merendah terhadap kebesaran Allah dengan berserah diri sepenuhnya terhadap kebesaran Allah dengan berserah diri sepenuhnya terhadap keputusannya, baik yang terjadi dialam semesta ataupun yang bersumber dari syara’.Firman Allah azza wajalla
’’Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam mengerjakan perbuatan-perbuatan yang baik. Dan mereka berdoa kepada kami dengan harap dan cemas dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada kami.’’(Al Anbiya’ : 90)

Khasyah (takut karena keagungan Allah), ’’Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hambaNya, hanyalah para ulama.’’(Fathir : 28), yaitu orang yang paham dan mengerti akan keagungan Allah dan kesempurnaanNya

Inabah (kembali kepada Allah), kembali dan pasrah diri kehadirat Allah dengan mengerjakan ketaatan dan menjauhi maksiat. Inabah ini hampir mendekati makna taubat, hanya saja inabah lebih lembut dibanding taubat karena ia punya makna bergantung dan berserah diri hanya pada Allah, firmannya ’’Dan kembalilah kamu pada Tuhanmu dan berserah dirilah padaNya (tunduk kepada aturan syari’at Allah)’’( Az Zumar : 54)
dan ada cabang dari berserah diri yaitu Islam Kauni (tunduk terhadap aturan Allah yang terjadi di alam semesta ini, yang sifatnya umum), dan Islam Syar’i (tunduk terhadap aturan Allah yang ditetapkan dalam syari’at) ini khusus bagi mereka yang mau mengikutiNya.

Isyti’anah (meminta pertolongan), ’’Hanya kepada Engkau lah kami menyembah dan hanya kepada Engkau lah kami meminta pertolongan.’’(Al Fatihah : 5), makna dari ayat itu adalah, permohonan yang mengandung sikap merendahkan diri yang total dari seorang hamba kepada Tuhannya, menyerahkan semua urusan kepadaNya dan meyakini bahwa hanya Dia-lah yang bisa mencukupinya, dan hal ini hanya diperuntukkan pada Allah.

Isti’adzah (mohon perlindungan), ’’Katakanlah, Aku berlindung kepada Rabb (yang memelihara dan menguasai) manusia, Raja manusia, Sembahan manusia, dari kejahatan bisikan syetan yang biasa tersembunyi , yang membisikkan kejahatan ke dada manusia, dari golongan jin dan manusia.’’(An-Nas : 1-6).

Istighatsah (mohon pertolongan untuk diselamatkan), meminta bantuan kepada Allah, ini adalah amal kebaikan yang paling utama dan sempurna, dan ini yang dilakukan oleh Rasul dan para pengikutnya. ’’Ingatlah tatkala kamu memohtuan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankannNya bagimu, Sesungguhnya aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut.’’(Al Anfal : 9)

Dzabh (Menyembelih), artinya menghilangkan nyawa (hewan ternak) dengan cara mengalirkan darah dengan cara tertentu, hal ini dapat dalam bentuk macam-macam. Menyembelih termasuk ibadah ’’Katakanlah, sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam, tiada sekutu bagiNya.’’(Al An’am 162-163), Sembelihan diperbolehkan jika diperuntukan untuk memuliakan tamu tetap dengan niatan karena Allah ’’Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaknya mereka dia memuliakan tamunya.’’ (HR. Bukhari dan Muslim) Maka barangsiapa yang menyembelih hewan ditujukan untuk selain Allah maka dia telah terjerumus kepada perkara kesyirikan, baik untuk haul, ataupun sesajen maupun larungan.

Nadzar, maksudnya mewajibkan sebuah perkara yang sebelumnya tidak Allah wajibkan atas dirinya. Memenuhi nadzar hukumnya wajib apabila yang dinadzarkan bukan merupakan perkara yang dilarang oleh Allah. Firman Allah, ’’Mereka menunaikan nadzar dan takut akan suatu hari yang azabnya merata dimana-mana.’’(Al Insan: 7) ayat ini menunjukkan bahwa nadzar termasuk ibadah kepada Allah. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa bernadzar untuk taat kepada Allah, hendaknya ia taat kepada-Nya. Dan barangsiapa bernadzar untuk bermaksiat kepada-Nya, ia jangan bermaksiat kepada-Nya.” (HR. Al Bukhari dalam Shahihnya)

Wallahu’alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar