Senin, 28 Februari 2011

Penghalang Meraih Ilmu

 
Sungguh menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap muslimin yang harus dipenuhi setiap muslim pada Rabb-Nya.  Alloh subhanallahu wata’ala membedakan antara orang yang berilmu dengan yang tidak berilmu. Allah Ta’ala berfirman: “Katakan, apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui” (QS. Az-Zumar: 9). Demikian juga: “Allah mengangkat orang-orang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat” (QS: Al-Mujaadalah: 11)
Dalam sebuah hadits dari Anas bin Malik radhiallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda “Menuntut ilmu kewajiban bagi setiap Muslim.” [HR. Ahmad dengan sanad hasan. Lihat kitab Jami’ Bayan Al ‘Ilmi wa Fadllihi karya Ibnu ‘Abdil Bar, tahqiq Abi Al Asybal Az Zuhri] 
Imam Ahmad rahimahullah mengatakan bahwa ilmu yang wajib dituntut di sini adalah ilmu yang dapat menegakkan agama seseorang, seperti dalam perkara shalatnya, puasanya, dan semisalnya. Dan segala sesuatu yang wajib diamalkan manusia maka wajib pula mengilmuinya, seperti pokok-pokok keimanan, syariat Islam, perkara-perkara haram yang harus dijauhi, perkara muamalah, dan segala yang dapat menyempurnakan kewajibannya.
Ternyata dalam menuntut ilmu terdapat rintangan-rintangan atau kerikil-kerikil tajam sehingga seorang muslim terhalang dari keberkahan ilmu yang semestinya dia capai. Maka perlu diketahui pada setiap muslim hal apa saja yang dapat menghalanginya dari keberkahan ilmu dan dihindarkan ada pada dirinya.
Rintangan menuntut ilmu

1.       Tidak ikhlas dalam menuntut llmu
Sifat-sifat penuntut ilmu yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam adalah ikhlas dalam menuntut ilmu. Sebab dengan keikhlasan ini akan menghantarkan seseorang kepada tingkatan hamba yang sangat butuh kepada ilmu dan membentenginya dari riya’ (ingin dipuji oleh orang lain) dan sebagainya.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Barangsiapa yang mempelajari ilmu dari apa-apa yang dia cari dengannya wajah Allah Azza wa Jalla. Tidaklah dia belajar kecuali untuk memperoleh bagian dari dunia, maka dia tidak akan mencium wangi surga pada hari kiamat.” [HR Ibnu Majah, Al Muqadimah 1/252 dan Ahmad, Al Musnad 2/338]

2.       Tidak bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu
Bersungguh-sungguh dan berkeinginan keras dalam mencari ilmu sangat menentukan keberhasilan memperoleh ilmu. Terlebih lagi dalam menuntut ilmu Al Qur’an dan As Sunnah. Diriwayatkan bahwa dahulu seorang laki-laki datang kepada Abu Hurairah, ia berkata: aku ingin belajar ilmu dan aku khawatir akan menyia-nyiakannya. Abu Hurairah menjawab, cukuplah jika engkau tidak menyia-nyiakannya [Dakwah Islam Dakwah Bijak, Dr. Said bin Ali bin Wahif Al Qahthani].
Ketika ditanya tentang bagaimana cara memperoleh ilmu, sebagian ahli hikmah mengatakan bahwa cara memperoleh ilmu adalah dengan kemauan keras, senang mendengar dan mencarinya, mengajarkan kepada yang tidak tahu, dan belajar kepada yang tahu. Jika hal itu telah dilakukan, berarti kita telah mengetahui sesuatu yang tidak diketahui sebelumnya, dan memelihara sesuatu yang telah kita ketahui. Dalam kaitan ini, Imam Syafi'i mengatakan. Kamu tidak akan memperoleh ilmu, kecuali dengan enam hal: kecerdasan, gemar belajar, sungguh-sungguh, memiliki biaya, bergaul dengan guru, dan perlu waktu lama .

3. Maksiat


Menjauhi segala maksiat dengan bertakwa kepada Allah. Hal ini merupakan faktor terpenting untuk memperoleh ilmu. Allah Ta’ala berfirman, “Hai orang-orang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqon/pembeda... (Al Anfal: 29). Ayat ini menegaskan bahwa orang yang bertakwa kepada Allah akan diberi ilmu, sehingga ia akan mampu membedakan yang benar dan yang salah.
Imam Syafi'i pernah mengeluh kepada Waki' (guru) tentang kesulitannya dalam menghafal. Kemudian Imam Waki’ berkata kepada Imam Syafi'i, “ilmu itu merupakan cahaya Allah, dan cahaya Allah tidak akan diberikan kepada pelaku maksiat.”

4.       Sombong dan malu
Tidak sombong (merendahkan seseorang, menolak kebenaran) dan tidak malu bertanya dalam mencari ilmu. Aisyah pernah mengatakan,Wanita terbaik adalah wanita kaum Anshar, karena mereka tidak malu bertanya tentang agama.
Dari Ummu Salamah, dia berkata. 'Ummu Sulaim pernah datang kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam seraya berkata. 'Wahai Rasulullah sesungguhnya Allah tidak merasa malu dari kebenaran. Lalu apakah seorang wanita itu harus mandi jika dia bermimpi ? Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab. 'Jika dia melihat air (mani)'. Lalu Ummu Salamah menutup wajahnya, dan berkata. 'Wahai Rasulullah, apakah wanita itu juga bisa bermimpi ? 'Beliau menjawab. 'Ya, bisa'. Maka sesuatu yang menyerupai dirinya adalah anaknya".

 5. Tidak mengamalkan ilmu

Apa yang telah didapat dalam menuntut ilmu hendaknya diamalkan agar mendapat keberkahan dari ilmu yang dituntutnya. Allah Ta’ala berfirman : “Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya. (Al-Kahfi :18)

Kita memohon kepada Allah agar dibukakan pintu hati kita dengan taufik dan hidayah-Nya. Mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa mencurahkan kepada jiwa kita perasaan cukup terhadap nikmat-nikmat yang diberikan-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar